Resensi Novel 'The Phoenix Project' - Gene Kim, Kevin Behr & George Spafford
- Nov
- Feb 19, 2018
- 3 min read
Resume Novel “The Phoenix Project”
Sebuah novel tentang IT, DevOps dan bantuan untuk memenangkan bisnis
Edisi revisi dengan sumber daya baru

Judul Novel : The Phoenix Project
Pengarang Novel : Gene Kim, Kevin Behr, and George Spafford
Jumlah Bab : 48
Penerbit : IT Revolution Press, Portland, Oregon
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 13: 978-0-9882625-8-4
Cerita dimulai dengan memperkenalkan tokoh utamanya, Bill Palmer, yang merupakan seorang direktur dari bagian Midrange Technology Operations, sebuah tim IT dari Parts Unlimited. Bill Palmer menghabiskan hari-harinya sebagai ayah dari anaknya yang masih balita, dan juga mempelajari inovasi yang dilancarkan kompetitornya untuk membuat langkah mengimbangi inovasi tersebut, atau bersiap menerima ide gila dari tim marketing akan permintaan-permintaan yang kadangkala tidak masuk akal. Kemudian tokoh lain seperti Laura Beck, seorang Vise President di Departemen Human Resource, yang memerintahkan Bill Palmer untuk menggantikan Luke dan Demon sebagai seorang Vise President dari departemen IT Operations. Luke merupakan seorang CIO dan Demon merupakan atasan langsung Bill, sebelum pada akhirnya harus ia gantikan. Namun Bill sama sekali tidak menginginkan posisi tersebut, meski CIO dari Parts Unlimited langsung yang memilihnya, Steven Masters, yang juga seorang mayor tantara Amerika. Steve menginginkan semua orang fokus pada satu proyek yang bernama Phoenix, dan dukungan IT sangat dibutuhkan, sebagai bagian yang dipimpin oleh Bill, dan sebagai bagian utama yang paling diandalkan oleh CIO Parts Unlimited. Itulah mengapa Bill sangat diincar oleh Steve sebagai penolong perusahaannya.
Kemudian, chapter selanjutnya menceritakan di awal karirnya menjabat sebagai seorang VP pada IT Operations, yang tidak ia inginkan tersebut, Bill harus menghadapi situasi dimana perusahaannya telah kehilangan data penggajian, yang seharusnya telah dieksekusi sekitar 5 jam sejak ia mengetahui permasalahan tersebut. Banyaknya birokrasi dan level komunikasi menyebabkan VP IT Operations itu harus menerima mentah-mentah anggapan bahwa penyebab kehilangan data tersebut akibat dari proses upgrade SAN di hari sebelumnya. Pencarian kebenaran dia dan timnya mulai saat itu, dengan kekakuan posisinya yang baru membuat keadaan sedikit canggung.
Investigasi terus dilakukan, diperkuat dengan kolaborasi dirinya dan 3 partner-nya saat di posisi yang lama, yaitu Wes dan Patty. Dari investigasi tersebut, Bill dan teman-temannya mendapati fakta bahwa terdapat beberapa peraturan keamanan informasi yang dilanggar oleh Brent dan anak buahnya, dan beberapa perubahan krusial yang tidak dipastikan kebenarannya atau didokumentasikan dengan baik. Inilah awal kecurigaan Bill, Wes dan Patty, karena sebagai seorang ahli IT, mereka menganggap hal itu merupakan celah yang dapat menyebabkan lemahnya IT availability, yang seharusnya menjadi syarat utama keberadaan IT di sebuah perusahaan besar seperti perusahaan mereka.
Rupanya kepanikan tidak cukup hanya disebabkan karena sistem penggajian yang gagal berfungsi, sekali lagi, Bill dan timnya harus dipusingkan dengan tuntutan manajemen untuk fokus terhadap proyek nomor satu mereka, yaitu Phoenix Project, dengan tanpa melibatkan banyak sumber daya kepada proyek-proyek yang lain. Alih-alih mendapat keringanan terhadap masalah yang sedang dihadapi itu, Bill dan timnya justru mendapat tekanan yang begitu tak terelakkan dari tim eksekutif. Terlebih Steve, CEO dari Parts Unlimited membenarkan kewajiban berat Bill yang harus fokus dan tidak sedikitpun menyia-nyiakan sumber daya yang ada, karena hal ini sangat menyangkut eksistensi Parts Unlimited untuk menanggulangi ketertinggalannya terhadap perusahaan competitor, yang banyak melakukan inovasi, baik dari sisi produk, maupun dukungan IT yang dioptimalkan.
Lebih gila lagi, masalah lain datang dan menuntut kepemimpinan Bill. Masalah tersebut adalah sebuah SOX-404 IT Audit, yaitu audit IT dari Parts Unlimited dari pihak eksternal, yang harus dilakukan beberapa saat setelah banyak kekurangan sistem pada IT yang baru-baru ini disadari. Itu berarti, Phoenix bukanlah satu proyek yang harus menjadi sorotan saat itu, namun masalah-masalah lain, termasuk kegagalan sistem penggajian yang belum diketahui penyebabnya itu dan yang menyebabkan kekhawatiran akan ditinggalkannya perusahaan oleh karyawan-karyawan karena penggajian yang terlambat, serta lemahnya sistem keamanan informasi yang dapat menyebabkan masalah lebih jauh lagi.
Comments